Pages

Subscribe:

Jumat, 01 Februari 2013

Bacaan Al-Qur’an, Shadaqoh & Tahlil untuk Orang Mati

Bacaan Al-Qur’an, Shadaqoh & Tahlil untuk Orang Mati

Apakah do’a, bacaan Al-Qur’an, tahlil dan shadaqoh itu pahalanya akan
sampai kepada orang mati? Dalam hal ini ada segolongan yang yang berkata
bahwa do’a, bacaan Al-Qur’an, tahlil dan shadaqoh tidak sampai pahalanya
kepada orang mati dengan alasan dalilnya, sebagai berikut:
ﻭَﺍَﻥْ ﻟَﻴْﺲَ ﻟِﻠْﻼِﺀﻧْﺴﻦِ ﺍِﻻَّ ﻣَﺎﺳَﻌَﻰ
“ Dan tidaklah bagi seseorang kecuali apa yang telah dia kerjakan ”. (QS An-
Najm 53: 39)
Juga hadits Nabi MUhammad SAW:
ﺍِﺫَﺍﻣَﺎﺕَ ﺍﺑْﻦُ ﺍﺩَﻡَ ﺍِﻧْﻘَﻄَﻊَ ﻋَﻤَﻠُﻪُ ﺍِﻻَّ ﻣِﻦْ ﺛَﻼَﺙٍ ﺻَﺪَﻗَﺔٍ ﺟَﺎﺭِﻳَﺔٍ ﺍَﻭْﻋِﻠْﻢٍ ﻳُﻨْﺘَﻔَﻊُ ﺑِﻪِ ﺍَﻭْﻭَﻟَﺪٍ ﺻَﺎﻟِﺢٍ
ﻳَﺪْﻋُﻮْﻟَﻪُ
“ Apabila anak Adam mati, putuslah segala amal perbuatannya kecuali tiga
perkara; shadaqoh jariyah, ilmu yang dimanfa’atkan, dan anak yang sholeh
yangmendo’akan dia. ”
Mereka sepertinya, hanya secara letterlezk (harfiyah) memahami kedua dalil di
atas, tanpa menghubungkan dengan dalil-dalil lain. Sehingga kesimpulan yang
mereka ambil, do’a, bacaan Al-Qur’an, shadaqoh dan tahlil tidak berguna bagi
orang mati.
Pemahaman itu bertentangan dengan banyak ayat dan hadits Rasulullah SAW
beberapa di antaranya :
ﻭَﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ ﺟَﺎﺀُﻭْﺍﻣِﻦْ ﺑَﻌْﺪِ ﻫِﻢْ ﻳَﻘُﻮْﻟُﻮْﻥَ ﺭَﺑَّﻨَﺎﺍﻏْﻔِﺮْﻟَﻨَﺎ ﻭَﻻِﺀﺧْﻮَﻧِﻨَﺎﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ ﺳَﺒَﻘُﻮْﻧَﺎ ﺑِﺎْﻻِﺀْﻳﻤﻦ
“ Dan orang-orang yang datang setelah mereka, berkata: Yaa Tuhan kami,
ampunilah kami dan ampunilah saudara-saudara kami yang telah mendahului
kami dengan beriman. ” (QS Al-Hasyr 59: 10)
Dalam hal ini hubungan orang mu’min dengan orang mu’min tidak putus dari
Dunia sampai Akherat.
ﻭَﺍﺳْﺘَﻐْﻔِﺮْﻝِﺫَﻧْﺒِﻚَ ﻭَﻟِﻠْﻤُﺆْﻣِﻨِﻲْﻥَ ﻭَﺍْﻟﻤُﺆْﻣِﻨﺖِ
“ Dan mintalah engkau ampun (Muhammad) untuk dosamu dan dosa-dosa
mu’min laki dan perempuan. ” (QS Muhammad 47: 19)
ﺳَﺄَﻝَ ﺭَﺟُﻞٌ ﺍﻟﻨَّﺒِﻰَّ ﺻَﻞَّ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻳَﺎﺭَﺳُﻮْﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ ﺍِﻥَّ ﺍُﻣِﻰ ﻣَﺎﺗَﺖْ ﺍﻓَﻴَﻨْﻔَﻌُﻬَﺎ ﺍِﻥْ
ﺗَﺼَﺪَّﻗْﺖَ ﻋَﻨْﻬَﺎ ؟ ﻗَﺎﻝَ ﻧَﻌَﻢْ
“ Bertanya seorang laki-laki kepada Nabi SAW; Ya Rasulullah sesungguhnya
ibu sayatelah mati, apakah berguna bagi saya, seandainya saya bersedekah
untuknya? Rasulullah menjawab; yaa berguna untuk ibumu. ” (HR Abu Dawud).
Dan masih banyak pula dalil-dalil yang memperkuat bahwa orang mati masih
mendapat manfa’at do’a perbuatan orang lain. Ayat ke 39 Surat An-Najm di
atas juga dapat diambil maksud, bahwa secara umum yang menjadi hak
seseorang adalah apa yang ia kerjakan, sehingga seseorang tidak
menyandarkan kepada perbuatan orang, tetapi tidak berarti menghilangkan
perbuatan seseorang untuk orang lain.
Di dalam Tafsir ath-Thobari jilid 9 juz 27 dijelaskan bahwa ayat tersebut
diturunkan tatkala Walid ibnu Mughirah masuk Islam diejek oleh orang
musyrik, dan orang musyrik tadi berkata; “ Kalau engkau kembali kepada
agama kami dan memberi uang kepada kami, kami yang menanggung
siksaanmu di akherat ”.
Maka Allah SWT menurunkan ayat di atas yang menunjukan bahwa seseorang
tidakbisa menanggung dosa orang lain, bagi seseorang apa yang telah
dikerjakan, bukan berarti menghilangkan pekerjaan seseorang untuk orang lain,
seperti do’a kepada orang mati dan lain-lainnya.
Dalam Tafsir ath-Thobari juga dijelaskan, dari sahabat ibnu Abbas; bahwa
ayat tersebut telah di- mansukh atau digantikan hukumnya:
ﻋَﻦِ ﺍﺑْﻨِﻰ ﻋَﺒَّﺎﺱٍ : ﻗَﻮْﻟُﻪُ ﺗَﻌَﺎﻟﻰ ﻭَﺃَﻥْ ﻟَﻴْﺲَ ﻟِﻼِﺀﻧْﺴﻦِ ﺍِﻻَّ ﻣَﺎ ﺳَﻌَﻰ ﻓَﺄَﻧْﺰَﻝَ ﺍﻟﻠﻪُ ﺑَﻌْﺪَ ﻫﺬَﺍ: ﻭَﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ
ﺃَﻣَﻨُﻮْﺍﻭَﺍﺕَّﺑَﻌَﺘْﻬُﻢْ ﺫُﺭِﻳَﺘُﻬُﻢْ ﺑِﺎِﺀْﻳﻤﻦٍ ﺃَﻟْﺤَﻘْﻨَﺎﺑِﻪِﻡْ ﺫُﺭِﻳَﺘَﻬُﻢْ ﻓَﺄَﺩْﺧَﻞَ ﺍﻟﻠﻪُ ﺍﻷَﺑْﻨَﺎﺀَ ﺑِﺼَﻼَﺡِ ﺍْﻻﺑَﺎﺀِﺍْﻟﺠَﻦَّﺓَ
“ Dari sahabat Ibnu Abbas dalam firman Allah SWT Tidaklah bagi seseorang
kecuali apa yang telah dikerjakan, kemudian Allah menurunkan ayat surat At-
Thuur; 21. “dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka
mengikuti mereka dalam keimanan, kami pertemukan anak cucu mereka
dengan mereka, maka Allah memasukkan anak kecil ke surga karena kebaikan
orang tua. ”
Syaekhul Islam Al-Imam Ibnu Taimiyah dalam Kitab Majmu’ Fatawa jilid 24,
berkata: “ Orang yang berkata bahwa do’a tidak sampai kepada orang mati
dan perbuatan baik, pahalanya tidak sampai kepada orang mati, ” mereka itu
ahli bid’ah, sebab para ulama’ telah sepakat bahwa mayyit mendapat manfa’at
dari do’a dan amal shaleh orang yang hidup .
KH Nuril Huda
Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU)

1 komentar:

  1. Nabi memiliki beberapa anak, yang anak laki2 semua

    meninggal sewaktu masih kecil. Anak-anak perempuan

    beliau ada 4 termasuk Fatimah, hidup sampai

    dewasa.
    Ketika Nabi masih hidup, putra-putri beliau yg

    meninggal tidak satupun di TAHLIL i, kl di do'akan

    sudah pasti, karena mendo'akan orang tua,

    mendo'akan anak, mendo'akan sesama muslim amalan

    yg sangat mulia.

    Ketika NABI wafat, tdk satu sahabatpun yg TAHLILAN

    untuk NABI,
    padahal ABU BAKAR adalah mertua NABI,
    UMAR bin KHOTOB mertua NABI,
    UTSMAN bin AFFAN menantu NABI 2 kali malahan,
    ALI bin ABI THOLIB menantu NABI.
    Apakah para sahabat BODOH....,
    Apakah para sahabat menganggap NABI hewan....

    (menurut kalimat sdr sebelah)
    Apakah Utsman menantu yg durhaka.., mertua

    meninggal gk di TAHLIL kan...
    Apakah Ali bin Abi Tholib durhaka.., mertua

    meninggal gk di TAHLIL kan....
    Apakah mereka LUPA ada amalan yg sangat baik,

    yaitu TAHLIL an koq NABI wafat tdk di TAHLIL i..

    Semua Sahabat Nabi SAW yg jumlahnya RIBUAN,

    Tabi'in dan Tabiut Tabi'in yg jumlahnya jauh lebih

    banyak, ketika meninggal, tdk ada 1 pun yg

    meninggal kemudian di TAHLIL kan.

    cara mengurus jenazah sdh jelas caranya dalam

    ISLAM, seperti yg di ajarkan dalam buku2 pelajaran

    wajib dr SD - Perguruan tinggi. Termasuk juga tata

    cara mendo'akan Orang tua yg meninggal dan tata

    cara mendo'akan orang2 yg sdh meninggal dr kaum

    muslimin.

    Saudaraku semua..., sesama MUSLIM...
    saya dulu suka TAHLIL an, tetapi sekarang tdk

    pernah sy lakukan. Tetapi sy tdk pernah mengatakan

    mereka yg tahlilan berati begini.. begitu dll.

    Para tetangga awalnya kaget, beberapa dr mereka

    berkata:" sak niki koq mboten nate ngrawuhi

    TAHLILAN Gus.."
    sy jawab dengan baik:"Kanjeng Nabi soho putro

    putrinipun sedo nggih mboten di TAHLILI, tapi di

    dongak ne, pas bar sholat, pas nganggur leyeh2,

    lan sakben wedal sak saget e...? Jenengan Tahlilan

    monggo..., sing penting ikhlas.., pun ngarep2

    daharan e..."
    mereka menjawab: "nggih Gus...".

    sy pernah bincang-bincang dg kyai di kampung saya,

    sy tanya, apa sebenarnya hukum TAHLIL an..?
    Dia jawab Sunnah.., tdk wajib.
    sy tanya lagi, apakah sdh pernah disampaikan

    kepada msyarakat, bahwa TAHLILAN sunnah, tdk

    wajib...??
    dia jawab gk berani menyampaikan..., takut timbul

    masalah...
    setelah bincang2 lama, sy katakan.., Jenengan

    tetap TAHLIl an silahkan, tp cobak saja

    disampaikan hukum asli TAHLIL an..., sehingga

    nanti kita di akhirat tdk dianggap menyembunyikan

    ILMU, karena takut kehilangan anggota.., wibawa

    dll.

    Untuk para Kyai..., sy yg miskin ilmu ini,

    berharap besar pada Jenengan semua...., TAHLIL an

    silahkan kl menurut Jenengan itu baik, tp sholat

    santri harus dinomor satukan..
    sy sering kunjung2 ke MASJID yg ada pondoknya.

    tentu sebagai musafir saja, rata2 sholat jama'ah

    nya menyedihkan.
    shaf nya gk rapat, antar jama'ah berjauhan, dan

    Imam rata2 gk peduli.
    selama sy kunjung2 ke Masjid2 yg ada pondoknya,

    Imam datang langsung Takbir, gk peduli tentang

    shaf...

    Untuk saudara2 salafi..., jangan terlalu keras

    dalam berpendapat...
    dari kenyataan yg sy liat, saudara2 salfi memang

    lebih konsisten.., terutama dalam sholat.., wabil

    khusus sholat jama'ah...
    tapi bukan berati kita meremehkan yg lain.., kita

    do'akan saja yg baik...
    siapa tau Alloh SWT memahamkan sudara2 kita kepada

    sunnah shahihah dengan lantaran Do'a kita....

    demikian uneg2 saya, mohon maaf kl ada yg tdk

    berkenan...
    semoga Alloh membawa Ummat Islam ini kembali ke

    jaman kejayaan Islam di jaman Nabi..., jaman

    Sahabat.., Tabi'in dan Tabi'ut Tabi'in
    Amin ya Robbal Alamin

    BalasHapus